4 Momen Panas-Mesranya Borneo FC dan PSIS di Liga Indonesia yang Tak Terlupakan

Ada banyak dinamika yang mewarnai perjalanan PSIS Semarang, sejak berlaga di Divisi Utama hingga promosi ke Liga 1 2018. Mulai dari pergantian sejumlah pelatih, hingga beberapa problematikan yang ada.
Salah satu yang menarik disorot adalah kegemaran PSIS dalam melakukan pergantian pelatih. Tercatat banyak pelatih yang sudah ditunjuk sebagai juru racik taktik.
Dari yang lokal seperti seperti Subangkit, asal Pasuruan, Jawa Timur hingga pelatih asing , Vincenzo Annese dan Dragan Djukanovic.
Baca juga : Bambang Pamungkas Buka Opsi Menjadi Pelatih Timnas
Tidak hanya soal pelatih, silih berganti pemain masuk dan keluar, juga mewarnai tim kebanggaan Panser Biru dan Snex. Empat tahun sebelum promosi ke kasta tertinggi, PSIS juga pernah jatuh, dicoret dari peserta Divisi Utama, karena terlibat skandal sepak bola gajah.
Dari beberapa catatan perjalanan PSIS sejauh ini, ada beberapa kejadian yang cukup menarik dengan klub Borneo FC. Tim asal Samarinda, Kalimantan Timur itu pernah terlibat polemik dengan PSIS, tapi kedua tim menjaga hubungan baik, karena sama-sama klub yang sudah profesional.
Berikut 4 Momen yang Dirangkum Terkait Panas dan Mesranya, Antara PSIS dan Borneo FC
- Skandal Sepak Bola Gajah
Kasus yang menggegerkan jagat ini terjadi pada Oktober 2014 di babak perempat final Divisi Utama di Lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU) Sleman. Baik PSIS dan PS Sleman, tidak ada yang mau untuk memenangkan pertandingan, sampai akhirnya kedua tim sama-sama melakukan aksi gol bunuh diri dengan kemenangan PS Sleman 3-2.
Kedua tim, diduga sama-sama ingin menghindari pertemuan dengan Borneo FC di babak semifinal.
Baca juga : Ekonomi Lesu, PSIS Sarankan PSSI Setop Kompetisi
Sejak Divisi Utama 2014 dimulai, Borneo FC sudah disebut-sebut bakal menjadi juara dan rumor itu benar. Dalam keterangan resminya, Presiden Borneo FC Nabil Husein dirinya merasa difitnah, dengan isu tersebut. Akan tetapi, dia bisa memahami bahwa rumor tersebut bisa saja terjadi di sepak bola.
“Saya pikir kabar-kabar seperti itu ya bisa saja terjadi, walaupun yang tahu kami pasti mengatakan tidak sampai terjadi sepak bola gajah. Sebenarnya uusan tim mereka sendiri yah, kenapa melakukan seperti itu, mungkin untuk menghindari kami. Atau, kami tidak memandang dan memilih-milih lawan, siapapun kami lawan!,” tandas Nabil dilansir dari Panditfootball.com.
Akibat skandal tersebut, baik PSIS dan PSS dicoret dari kepesertaan Divisi Utama 2014.
- PSIS Diajak Sparing Partner Borneo FC di Pramusim 2017
Borneo FC mengajak PSIS Semarang untuk bertanding di laga persahabatan pada 19 Februari 2017 di Stadion Segiri, Samarinda, sebelum kompetisi Divisi Utama bergulir.
Dalam pertandingan tersebut, PSIS yang ditangani oleh Subangkit itu harus menyerah dari tim Indonesia Super League (ISL) tersebut dengan skor 4-0. Dua gol dari tuan rumah di antaranya dilesakkan oleh Lerby Eliandri yang kini sudah membela Bali United.
- Borneo FC pinjamkan Rifal Lastori ke PSIS Semarang
Pada 1 Agustus 2017, Twitter Borneo FC mengumumkan telah meminjamkan salah satu pemain sayap/penyerangnya, Rifal Lastori ke PSIS Semarang.
Kehadiran Rifal Lastori menjadi berkah, karena mampu memberi kontribusi maksimal dan pembeda di lini depan.
Akan tetapi, Kehadiran Rifal memaksa PSIS mencoret Muhammad Ridwan, pemain paling senior di PSIS.
Baca juga: Ekonomi Lesu, PSIS Semarang Sarankan PSSI Setop Kompetisi
Namun semua terbayar tuntas setelah, pemain asal Ternate, Maluku Utara tersebut ikut mengantarkan PSIS promosi ke Liga 1 2018. Tak heran, banyak fans PSIS masih menginginkan Rifal untuk bertahan di PSIS.
Tapi sayang, Borneo FC tidak memperpanjang masa peminjaman ke PSIS dan pada 2018 justru dipinjamkan ke PS Sleman.
“Kami meminjam Rifal Lastori dari Borneo FC dengan mahar yang tidak mahal,” cerita Manajer Umum PSIS Wahyoe Winarto.
- Borneo FC Tuding Panpel PSIS Abaikan Keselamatan Pemain
Sekretaris Borneo FC Hariansyah Ari melaporkan panitia pelaksana (Panpel) pertandingan PSIS ke PSSI karena tidak menyediakan automated external defribrillator (AED), atau alat yang digunakan untuk menangani pemain yang terkena serangan jantung, dalam laga di Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, pada 6 Juni 2018.
Dalam pertandingan yang dimenangkan oleh PSIS dengan skor 1-0 tersebut, manajemen PSIS menjawab tudingan, dengan mengatakan bahwa AED sudah ada di dalam mobil ambulance, namun memang tidak dikeluarkan di tepi lapangan.
Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini