Adu Tajam 2 Predator, Simic Vs David da Silva, Siapa Lebih Buas?

Final Piala Gubernur Jatim 2020 akan menjadi panggung bagi dua striker ganas, Marko Simic (Persija) dan David da Silva (Persebaya Surabaya). Perburuan gelar top skorer pun mengerucut kedua nama tersebut. Siapa bakal jadi raja?

Persija menghadapi Persebaya pada partai puncak Piala Gubernur Jatim 2020 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Kamis (20/2) sore WIB. Kedua tim sama-sama berhasrat jadi juara turnamen pramusim ini.

 

Baca juga: Prediksi Persebaya  Vs Persija: Kesempatan Besar Tuan Rumah

 

 

Oleh sebab itu, pertandingan diprediksi bakal berlangsung seru dan sengit. Apalagi, Bajul Ijo juga akan mendapatkan dukungan dari puluhan ribu Bonek yang kemungkinan bakal memadati Gelora Delta sore nanti.

Namun dibalik hingar-bingar duel Persija vs Persebaya terselip satu pertarungan individu yang melibatkan Simic dan David da Silva. Dua nama ini sekarang berada di daftar teratas top skorer Piala Gubernur Jatim.

Simic kini sudah mencetak lima gol dalam empat laga bersama Persija. Sedangkan David da Silva menguntit dengan torehan tiga gol. Tentu saja situasi ini membuat pertarungan keduanya mencapai titik didih.

Terkait itu, Bola Nusantara mencoba mengulas kehebatan Simic dan David da Silva dalam perebutan gelar sebagai striker ganas.

1. Cara Main

Marko Simic dan David da Silva memiliki karakter bermain yang sangat berbeda. Meski keduanya sama-sama berposisi sebagai striker, karakter mereka berdua jauh dari mirip.

Simic lebih ke bertipikal striker oportunis. Tak percaya? Coba saja perhatikan dengan seksama Simic saat bermain. Dia akan lebih sering berada di dalam kotak penalti lawan ketimbang mencoba melebar ke sisi lapangan.

 

Baca juga: Persija Pede Kalahkan Persebaya pada Final Piala Gubernur Jatim 2020

 

Biasanya striker dengan tipikal seperti ini disebut sebagai target man. Tugasnya tak cuma mencetak gol, melainkan bisa jadi tembok pantul bagi rekan di lini kedua melancarkan serangan.

Sedangkan David da Silva, memiliki karakter striker yang lebih gesit atau disebut poacher. David akan berusaha berada di garis empat bek sejajar lawan. Tujuannya, ya untuk mencuri kesempatan dan mengalahkan jebakan offside.

Karakter ini terlihat ketika David da Silva mencetak gol ke gawang Arema FC di babak semifinal. Bomber asal Brasil ini menerima bola dan langsung berlari dengan kencang melewati lawan sebelum meneruskan bola ke gawang Singo Edan.

2. Kekuatan

Simic harus berterima kasih karena diberkahi badan yang bongsor. Memiliki tinggi badan 187 cm dan juga otot yang kekar, membuat Simic sangat diuntungkan ketika berduel dengan bek-bek tengah lawan.

Kelebihan ini yang membuat Simic amat sulit buat dihentikan. Jika ditekan dengan keras, Simic akan terjatuh dan wasit segera meniup peluit tanda pelanggaran.

Simic juga jago dalam urusan duel di udara. Lompatannya cukup tinggi dan penempatan posisinya juga ciamik. Pada saat Persija mengalahkan Madura United dengan skor 2-1 di babak semifinal, Simic bisa mencetak gol karena berdiri di posisi tepat saat bola rebound hasil sepakan Riko Simanjuntak bergulir di kakinya.

 

Baca juga: Persebaya Krisis di Lini Belakang pada Laga Final Piala Gubernur Jatim 2020

 

Di sisi lain, David memiliki kekuatan dari kecepatan dan skill dribble bolanya. Bukan hal yang baru saat David mencetak gol dengan mengandalkan kombinasi kecepatan dan skill dribble-nya. Arema FC sudah merasakan itu di babak semifinal.

Kekuatan David lain adalah ketenangan di depan gawang. David tak pernah panik menghadapi situasi satu lawan satu dengan penjaga gawang lawan. Itu sebabnya, bola selalu nyaris bisa dimasukan ke gawang oleh David dalam situasi ini.

3. Pemahaman taktik dan formasi

Persija dan Persebaya sama-sama memakai formasi 4-3-3. Strategi ini ternyata juga menguntungkan bagi gaya main Simic dan David da Silva. Sebab formasi 4-3-3 menumpukan kekuatan serangan pada sisi sayap.

Walau demikian peran striker di sini sangat krusial. Sebab, formasi ini harus ditunjang dengan striker tunggal yang bisa bertugas ganda, tak cuma mencetak gol tapi jadi tembok pemantul.

Dengan gaya main Simic yang berperan sebagai Target Man tentu sangat ideal. Memiliki sayap-sayap cepat, alur serangan Persija bertumpu pada Riko Simanjuntak, Novri Setiawan, dan kini ada Osvaldo Haay.

Bola pun bisa dilambungkan ke tengah oleh para pemain sayap untuk langsung ditanduk Simic. Atau jika bola mengalir dari tengah, para gelandang bisa menjadikan Simic sebagai tembok pemantul atau dieksekusi sendiri.

 

Baca juga: 10 Fakta yang Wajib Anda ketahui Jelang Laga Final Gubernur Jatim 2020: Persija Vs Persebaya

 

Bagaimana peran David di formasi 4-3-3? Pada intinya sama saja! Pemain sayap punya peran untuk mengirimkan bola ke tengah lapangan. Bedanya, bola tidak akan ditendang tinggi melainkan sedikit agak ke dekat tanah. Itu karena kemampuan duel udara David tidak sebagus Simic.

Nah peran David baru maksimal jika bola mengalir dari tengah. Di sini David akan mencoba mencari kesempatan atau peluang sekecil mungkin untuk bisa langsung menggeber kecepatannya.

Beruntung, Persebaya kini memiliki Makan Konate di posisi gelandang serang. Pemain asal Mali itu sangat piawai mengirimkan bola terobosan yang bisa jadi santapan David. Jika kerjasama keduanya berjalan lancar maka peluang mencetak gol pun terbuka lebar.

Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini

Berita Terkait