Aji Santoso: Fenomena Pelatih Lokal yang Rusak Dominasi Juru Taktik Asing

Pengamatsepakbola.com - Bicara soal persaingan di lima besar klub Liga 1 2021-2022 tentu tak terlepas dari kepiawaian pelatih mereka. Namun ada satu nama dari pelatih klub lima besar yang menyita perhatian. Dia adalah pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso.
Lantas kenapa Aji dibilang sebagai pelatih yang spesial? Ya, jawabannya tentu status Aji yang merupakan satu-satunya pelatih lokal yang sukses mengantarkan timnya saat ini bersaing di papan atas.
Coba bandingkan saja dengan Bhayangkara FC yang kini memuncaki klasemen di bawah asuhan pelatih Paul Munster (Inggris). Selain itu ada Arema FC dengan Eduardo Almeida (Portugal), Persib Bandung dengan Robert Rene Alberts (Belanda) dan Bali United bersama pelatih tersohornya asal Brasil, Stefano Cugurra.
Semua klub di lima besar tersebut memakai jasa para pemain pelatih asing. Ini yang membuat Aji Santoso amat spesial musim ini.
Sebenarnya selain Aji, pelatih lokal yang mendekat papan atas mungkin dipegang oleh Sudirman. Pelatih yang baru saja ditunjuk menggantikan Angelo Alessio itu kini membawa Macan Kemayoran di peringkat keenam.
Baca juga:
Debut Ronaldo & Marselino Memukau Shin Tae-yong
Shin Tae-yong Kecewa Lihat Permainan Timnas Indonesia
Lawan Timor Leste, Shin Tae-yong Ternyata Sempat Marah di Jeda Babak Pertama
Tapi Sudirman baru satu kali memimpin pertandingan Persija ketika menang 2-1 atas Persita Tangerang. Tentu saja catatan ini tidak bisa dibandingkan dengan Aji yang sudah memimpin Persebaya dalam 20 laga musim ini.
Ya, bisa dibilang Aji sebagai penyelamat muka pelatih lokal di tengah dominasi para juru racik taktik asing. Permainan yang diusung Aji bersama The Green Force juga layak dapatkan pujian.
Berbekal banyak pemain muda, Aji mampu menyulap Persebaya menjadi tim yang ditakuti. Bahkan status sebagai tim paling banyak mencetak gol juga mampu diraih Aji lewat torehan 38 gol dari 20 laga.
Jika dilihat secara pandangan mata, gaya main Aji memang mengedepankan kolektif antarlini. Kombinasi pemain muda dengan senior bisa menyatu dengan baik.
Masih ingat ketika Aji Santoso membakar semangat para pemainnya dalam suatu video?
"Main passing berkelas, passing diantara lawan. Berani pegang bola, berani main possession. Kamu ini bukan penendang bola, kamu ini pemain bola. Mainkan itu bolanya diantara lawan," tegas Aji saat pidato di depan para pemainnya.
Dari sini saja terlihat jelas filosofi melatih yang dikedepankan oleh Aji untuk anak-anak Surabaya. Kombinasi antarpemain jadi kekuatan utama Persebaya.
Aji juga paham betul bagaimana memanfaatkan potensi para pemainnya. Gak cuma jago mengorbitkan pemain muda seperti Rachmat Irianto, Rizky Ridho, Ernando Ari hingga yang sedang jadi buah bibir sekarang, yakni Marselino Ferdinand, Aji juga paham betul mengembalikan lagi kualitas pemain senior yang dianggap sudah habis.
Samsul Arif disulap jadi ganas lagi >>>>>>>
Samsul Arif Kembali Buas!
Sumber foto (dok LIB)
Samsul Arif contohnya. Striker berusia 37 tahun itu tampil seperti kesetanan di tangan Aji. Keputusan melepas Jose Wilkson ke Persela dan belum terlihatnya ketajaman Arsenio Valpoort memaksa Aji mengandalkan Samsul di lini depan.
Bermain sebagai striker tunggal, Aji tak mau Samsul hanya berdiri di dalam kotak penalti lawan. Gaya main Samsul bukan seperti ini. Striker seperti Samsul haruslah diberi kebebasan bermain.
Benar saja, Samsul mampu menjawab kepercayaa Aji dengan gelontoran 4 gol dari 4 laga. Bahkan, bomber asal Bojonegoro itu mampu catatkan hat-trick ke gawang Persikabo 1973.
"Saya masih muda ya, saya pikir karena saya cocok dengan gaya bermain Persebaya. Saya hanya ada di posisi yang benar dan mengeksekusi peluang dengan benar," kata Samsul usai laga.
Dari komentar Samsul aja kita bisa mengamini kalau strategi Aji memang berjalan tepat sasaran! Sekali lagi ini bukti kecerdasan Aji Santoso.
Peluang Juara Persebaya?
Sumber foto (dok LIB)
Ada pepatah Inggris dalam sepak bola yang paling terkenal hingga sekarang. You cant win anything with kids, yang artinya kalian tidak akan bisa memenangi apapun dengan anak kecil.
Sejauh ini performa Aji Santoso memang masih belum mematahkan pepatah tersebut. Tapi dia sedang menuju kesana.
Dari rata-rata usia, Persebaya merupakan tim termuda di Liga 1. Berdasarkan data, Aji kini memimpin skuat dengan usia 24,3 tahun.
Di skuatnya, Aji melatih pemain muda seperti Ernando Ari (19 tahun), Rizky Ridho (20 tahun), Rachmat Irianto (22 tahun), Supriadi (19 tahun) dan Marselino Ferdinand (17 tahun).
Tapi coba tengok, pemain-pemain tersebut kini jadi tulang punggung Timnas Indonesia. Total ada lima pemain Persebaya yang kini memperkuat skuat Garuda asuhan Shin Tae-yong.
Dari sisi pemain asing, Aji juga memilih banyak pemain muda. Arsenio Valpoort memang sudah berusia 29 tahun. Tapi tiga pemain lainnya masih terbilang cukup muda. Ada Alie Sesay (27 tahun), Taisei Marukawa (24 tahun) dan Bruno Moreirra (22 tahun)
Dua nama pemain asing terakhir langsung menyita perhatian pecinta sepak bola Indonesia. Taisei Marukawa telah membuat 11 gol dan 6 assist. Sedangkan Bruno mampu mengemas 4 gol.
"Juara itu akan datang dengan sendirinya kalau kita main bagus, yang terpenting kan bagaimana setiap pertandingan kita main bagus dan bisa menang," kata Aji.
Ya kompetisi memang masih panjang. Tapi jika saja Persebaya juara musim ini, tak cuma Aji bisa mengangkangi dominasi pelatih asing, tapi dia juga sukses mematahkan pepatah Inggris yang legendaris itu.