Celoteh Bung Tara Eps 5: Layakah In Kyun Oh Gantikan Peran Makan Konate di Arema FC?

Arema FC telah kehilangan salah satu pemain terpenting di musim lalu. Ya, dia adalah Makan Konate yang memilih hijrah ke klub rival, Persebaya Surabaya. Singo Edan pun langsung bergerak cepat dengan menggaet In Kyun Oh sebagai suksesor Makan Konate.

In Kyun resmi jadi penggawa Arema FC untuk Liga 1 2020. Dia didatangkan dari Persipura Jayapura setelah tidak mendapatkan perpanjangan kontrak.

Pemain asal Korea Selatan itu diumumkan sebagai penggawa baru pada Kamis (16/1). Saat wajah In Kyun muncul dengan jersey Arema FC, reaksi masam langsung terlihat di wajah para suporter Kota Apel, Aremania.

 

Baca juga: Ini Alasan Syaiful Indra Cahya Pilih Kembali ke Arema FC

 

Agaknya mereka merasa In Kyun Oh bukan pengganti sepadan buat Makan Konate. Apalagi, In Kyun Oh datang ke Arema FC disaat usianya sudah menginjak 35 tahun.

Sudah gitu pemain yang digantikan memiliki kualitas yang tidak usah diragukan lagi. Ya, Makan Konate saat ini jadi salah satu gelandang asing terbaik di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Tercatat banyak klub yang ingin mendapatkan jasanya saat dia memutuskan hengkang dari Stadion Kanjuruhan.

Oleh sebab itu, pantaslah Aremania meragukan kualitas In Kyun Oh sebagai jenderal lapangan tengah Arema FC nantinya. Menanggapi ini, pemain berkaki kidal itu ternyata punya jawaban elegan.

"Waktu pertama gabung Persib Bandung saya juga dapat anggapan seperti itu. Tapi saya biasa saja dan akan menunjukkan di lapangan,” katanya.

Lantas apakah benar In Kyun Oh layak jadi suksesor Makan Konate di Arema FC? Mari kita ulas:

Lepas Konate, Arema FC Masih Bisa Disebut Waras?

Hengkangnya Makan Konate dari bumi Arema tentu menjadi tanya besar para Aremania. Bisa dibilang, Konate jadi satu-satunya pemain yang paling konsisten pada musim lalu. Tapi kenapa tidak dipertahankan? Apakah manajemen Singo Edan sudah kehilangan akal?

Jika harus mengerucutkan ke satu nama orang paling memiliki peran besar musim lalu bagi Arema sudah pasti jawabannya Makan Konate. Pemain asal Mali itu memberikan darah baru di lini tengah Arema FC pasca didatangkan dari Sriwijaya FC.

Lini tengah Arema FC yang sempat angot-angotan langsung menjelma jadi kekuatan menakutkan. Kehadiran Makan Konate membuat pelatih-pelatih lawan lebih waspada dengan lini tengah ketimbang lini serang Arema FC. Ayolah, kita semua pasti sama-sama setuju bahwa lini serang Arema FC musim lalu memang tidak terlalu baguskan? Jadi kita lupakan saja ya!

Gaya main Makan Konate yang elegan, cerdas dan penuh skill membuat dirinya dengan mudah merenggut hati para Aremania. Belum lagi, kemampuannya mencetak gol makin menjadikan Konate pemain yang amat lengkap.

 

Baca juga: Dua Pemain Baru Ingin Bawa Arema FC Raih Prestasi

 

Pemain dengan kemampuan seperti ini memang sudah lama diidamkan Arema FC. Terakhir kali mereka punya pemain serupa saat mendatangkan Gustavo Lopez dari Persela Lamongan. Meski setelah itu, Singo Edan mencoba mendatangkan pemain serupa seperti Rodrigo Ost dan Ahmet Atayew, tapi marilah, mereka lebih sering jadi bahan candaan suporter sendiri ketimbang memberi pengaruh besar di lapangan hijau.

Lalu apa benar keputusan Makan Konate akan memberikan dampak tersendiri bagi lini tengah Arema FC musi depan? Penulis menjawab, tentu saja! Menurut data statistik, tidak ada gelandang Arema FC yang bisa mencetak gol lebih banyak ketimbang Makan Konate dalam tiga tahun terakhir.

Pada Liga 1 2019, Makan Konate berhasil mencetak total 16 gol bagi Arema FC. Belum lagi torehan assist Konate yang mencapai 11 assist. Berkat itu juga, dia dinobatkan sebagai gelandang terbaik Liga 1 2019.

Memandang soal keputusan manajemen Arema FC melepas Konate memang membutuhkan penggunaan perspektif logika yang tak biasa. Sekarang kembali lagi ke pembaca yang menentukan apakah keputusan ini waras bagi Arema FC?

Kelayakan In Kyun Oh

In Kyun Oh. Gelandang yang memiliki atribut cepat, stamina luar biasa dan etos kerja yang gila-gilaan. In Kyun bisa terus berlari sepanjang 90 menit laga berlangsung. Karakter yang memang harus dimiliki pemain yang dilahirkan di negara Korea Selatan.

Namun tentu saja bermain di Arema FC bakal jadi tantangan tersendiri bagi dirinya. Salah satu ujian terbesarnya, yakni menggantikan peran yang dulunya diemban oleh Makan Konate.

“Musim ini saya akan berusaha tampil lebih baik lagi. Apalagi saya sudah pernah bekerjasama dengan pelatih Mario Gomez di Persib,” kata In Kyun Oh.

Dari paparan komentarnya, In Kyun menyebut sosok Mario Gomez. Agaknya, keberadaan pelatih anyar Arema FC, Mario Gomez akan jadi sangat krusial soal peran In Kyun Oh bersama Singo Edan. Pelatih asal Argentina ini memang sudah kenal karakter main In Kyun Oh semasa bersama-sama membela Persib Bandung.

Di tangan Gomez pula, In Kyun disulap jadi pemain krusial di lini tengah Maung Bandung. Sempat diragukan, In Kyun Oh akhirnya berhasil mendapatkan hati para suporter Persib, Bobotoh.

Jika membandingkan In Kyun Oh dan Makan Konate penulis harus kembali kepada data statistik. Di bawah ini ada data statistik perbandingan In Kyun Oh dan Makan Konate pada musim lalu.

Berkaca pada data tersebut, Makan Konate memang unggul jauh ketimbang In Kyun Oh. Nyaris semua atribut dilalap gelandang asal Mali itu.

Tapi ada data yang menarik! Di sini, In Kyun Oh memiliki keberhasilan tekel sebanyak 40. Itu berarti In Kyun bisa dimanfaatkan untuk membantu pertahanan Arema FC.

Lalu Dimana In Kyun Oh Bisa Membantu Arema FC?

Dalam sepak bola modern, peran pemain di lapangan memang tidak hanya terpusat pada satu tugas. Mereka dituntut bisa menjalankan banyak peran di lapangan. Bagi barisan penyerang, mereka kini dituntut juga membantu pertahanan.

Para striker, pemain sayap bahkan gelandang serang harus jadi filter pertama pertahanan sebuah tim. Berbeda dengan dulu, dimana pemain pertama yang harus menghentikan serangan lawan lebih terpusat pada posisi gelandang bertahan.

Jika boleh ambil contoh, kita bisa melihat cara bermain Manchester City asuhan Pep Guardiola. Di sini, peran Sergio Aguero, Rahem Sterling hingga Kevin de Bryune yang sebenarnya memiliki tugas utama menyerang justru kerap membantu pertahanan.

In Kyun Oh bisa dimanfaatkan untuk memainkan sistem ini. Dengan determinasi tinggi dan stamina yang tidak ada matinya, Gomez bisa menjadikan In Kyun sebagai pemain pertama dalam menghentikan serangan lawan. Statistik tekel suksesnya sudah menjawab soal kredibilitas In Kyun mengemban tugas ini.

 

Baca juga: Bukan Jose Aja, Inilah Sosok Pemain Pengganti Artur di Arema FC

 

Mario Gomez merupakan pelatih yang gemar menggunakan formasi dengan empat bek sejajar. Biasanya dia memakai formasi 4-3-3 atau 4-4-2. Dengan sistem ini, In Kyun Oh bisa dimainkan sebagai plamaker dengan peran roaming. Jadi dia bisa berlari ke kiri atau ke kanan tanpa terpaku di lini tengah.

Dengan sistem itu, Gomez harus memiliki gelandang bertahan yang kuat untuk melapis In Kyun jika sedang out of positions. Beruntung, Arema FC memiliki Hendro Siswanto, M Rafli hingga Hanif Sjahbandi. Dengan adanya pemain tadi, In Kyun bisa bergerak liar di sepertiga lapangan.

Belum lagi, In Kyun Oh memiliki kemampuan mengeksekusi bola mati dengan amat baik. Masih ingat ketika In Kyun Oh mencetak gol dari sepak pojok ke gawang Bali United? Itu bukti akurasi tendangan In Kyun Oh memang di atas rata-rata.

Namun demikian, usia In Kyun Oh yang sudah memasuki 35 tahun agaknya jadi masalah sendiri. Memang usia cuma angka bagi pemain sekelas Cristiano Ronaldo ataupun Keith Kayamba Gumbs. Tapi bagi In Kyun? Ini yang memang akan jadi ketakutan tersendiri bagi dirinya dan para Aremania.

Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini

 

Berita Terkait