Celoteh Bung Tara Eps 8: Selamat Ulang Tahun Boaz Solossa, Terima Kasih Sudah Jebol Gawang Uruguay

Lari, lari dan lari. Boaz yang kala itu berusia 22 tahun tampaknya tak pernah mengenal arti kata berhenti sejenak. Gaya main inilah yang membuat saya sampai mencodongkan badan ke televisi ketika menonton aksi Boaz.
Boaz punya karisma dan pengaruh luar biasa di Persipura. Ibaratnya dia seperti Bambang Pamungkas di Persija Jakarta. Coba saja tanya ke anak Papua yang bercita-cita sebagai pesepak bola, dijamin pemain idola mereka adalah Boaz. Begitu juga saya!
Lalu dari mana sumber kekuatan Boaz yang sepertinya tak ada habisnya? Jawabannya adalah alam. Pria yang lahir di Sorong, Papua itu ditempa di alam, sehingga membuat bakat alami sepak bolanya terasah.
Baca juga: Liga 1 Ditunda Hingga April, Ini 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Dirumah Wahai Para Suporter
Boaz bisa melatih fisiknya di gunung ataupun ke pantai. Belum lagi kontur lapangan yang tidak rata justru menjadikannya semakin lihai mengolah bola saat bermain di stadion yang lebih bagus. Insting mencetak golnya juga pasti berasal dari alam.
Ada satu lagi memori yang tak pernah lekang diingatan saya soal Boaz. Itu saat dia cetak gol ke gawang Uruguay yang berkekuatan Fernando Muslera, Luis Suares hingga Edinson Cavani.
8 Oktober 2020, Timnas Indonesia harus berhadapan dengan raksasa sepak bola dunia, Uruguay. Tim asuhan Oscar Tabarez itu membawa kekuatan terbaiknya. Begitu juga dengan Indonesia.
Saya menonton laga ini langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Memang tidak ada ekspekstasi berlebih kalau Garuda bisa kalahkan Uruguay. Saya cuma mau melihat Boaz bermain. Suarez, Cavani hingga Diego Lugano tidak menjadi daya tarik saya.
Indonesia bermain dengan skema 4-4-2. Boaz Solossa diduetkan dengan Bambang Pamungkas di depan. Pertandingan pun dimulai dan mata saya tak bisa lepas dari sosok Boaz.
Kemana dia berlari, bereaksi hingga mencoba mencari posisi terbaik terpantau dan terekam di mata saya. Hingga akhirnya pada menit ke-18, menerima umpan panjang Bambang Pamungkas, Boaz lolos dari pengawalan bek Uruguay.
Saya sempat berpikir bahwa Boaz akan melakukan tendangan sekeras-kerasnya seperti yang biasa striker Indonesia lakukan. Tapi ini beda, ini seorang Boaz.
Dia gocek dulu Fernando Muslera, kiper yang sudah punya pengalaman bermain di Piala Dunia. Setelah itu dengan sentuhan menawan, didorongnya bola masuk ke gawang. SUGBK pun bergetar, saya berteriak kegirangan.
Meski pada akhirnya Indonesia takluk 1-7 dari Uruguay, laga ini sangat berkesan. Sebab, ini pertama kalinya saya bisa melihat Boaz bermain langsung di depan saya.