Cuci Gudang, Apa yang Terjadi dengan Persebaya Surabaya?

Sumber Gambar : dok. Persebaya
Pengamatsepakbola.com - Jika ada tim yang paling sibuk dalam bursa transfer Liga 1 2022/2023, maka itu adalah Persebaya Surabaya. Bukan sibuk mendatangkan pemain, tapi malah sebaliknya. Bajul Ijo lebih sibuk kehilangan pemainnya.
Entah apa manajemen Persebaya lupa dengan pepatah lama: lebih sulit mempertahankan dibandingkan merebut sesuatu. Setengah pemain inti Persebaya Surabaya dipastikan meninggalkan Stadion Gelora Bung Tomo musim depan.
Padahal, tim juara bukan yang paling banyak mendatangkan pemain. Tim juara adalah, tim yang mampu mempertahankan komposisi tim sambil menambal pos-pos yang dirasa kurang.
Seluruh Pemain Asing Out, Anak dari Legenda juga
Kabar cukup mengejutkan datang kala empat pemain asing Bajul Ijo memutuskan untuk hengkang. Pemain pertama yang pergi adalah Taisei Marukawa. Berdasarkan pengakuan Aji Santoso, manajemen Persebaya telah menyodorkan kenaikan gaji sebesar 500%.
Namun, pemain asal Jepang ini bergeming. Kala manajemen Persebaya menanyakan gaji yang dimau, sang pemain juga diam seribu bahasa.
Beda cerita dengan ketiga pemain lainnya. Bruno Moriera, misalnya. Pemain asal Brasil ini ingin bertahan di Persebaya, namun godaan pindah ke kasta kedua Liga Yunani tak bisa ia tolak.
Sama seperti Alie Sesay. Tembok kukuh di lini belakang Persebaya ini juga tak ingin pindah. Namun, ada urusan pribadi yang membuat pemain asal Sierra Leone ini hengkang.
Baca juga: 3 Kerugian Persebaya Lepas Ricky Kambuaya dan Racmat Irianto
Lalu untuk Arsenio Valpoort. Hmm, kalian sudah tahu alasan sang pemain dilepas. Tak perlu dijelaskan panjang lebar.
Untuk pemain lokal, sampai artikel ini dirilis, ada enam pemain yang dipastikan pergi. Johan Yoga Utama, David Ariyanto, Ricky Kambuaya, Reva Adi Utama, Ady Setiawan, dan Rachmat Irianto. Nama terakhir cukup mengejutkan, lantaran ia merupakan anak dari legenda Persebaya sekaligus asisten pelatih, Bejo Sugiantoro.
Apa yang Terjadi dengan Persebaya?
Berbagai alasan menyeruak ke publik terkait alasan Persebaya melepas pemain-pemainnya. Salah satu yang paling santer terdengar adalah kondisi keuangan.
Alasan yang logis, karena logika tidak akan jalan tanpa logistik. Artinya, uang memiliki peran yang sangat penting di semua lini kehidupan. Uang memang tak bisa membeli kebahagiaan, namun uang bisa digunakan untuk membeli beras. Atau minyak goreng yang semakin langka. Atau Pertamax yang harganya semakin mencekik leher.
Namun, kondisi keuangan tak akan bisa tercium jelas, kecuali orang yang berada di dalam lingkaran. Orang yang berada di luar hanya menebak-nebak. Separah apa kondisi keuangan Persebaya? Entah.
Tetapi, jika alasannya adalah kondisi keuangan yang sedang buruk, itu masuk akal.
Seluruh tim dihantam pandemi. Kompetisi berjalan tanpa suporter. Lebih buruk bagi Persebaya, karena salah satu pemasukan terbesar Bajul Ijo adalah dari uang tiket.
Baca juga: Arema FC Datangkan 4 Pemain Lokal, Salah Satunya Bintang Timnas Indonesia
Selain soal uang, kok saya lebih tertarik dengan alasan yang lain. Yakni soal ketersediaan pemain lokal Bajul Ijo yang cukup banyak.
Bukan sebuah rahasia lagi, bahwa Persebaya memiliki kompetisi internal yang berjalan sejak lama. Banyak nama-nama besar yang jika ditulis semuanya, mungkin Tugu Pahlawan penuh dengan coretan nama pemain dan pelatih.
Pemain pergi artinya ada yang masuk. Pemain yang pergi akan digantikan pemain baru. Pemain baru bisa mengambil dari klub lain atau mempromosikan dari tim junior.
Sejauh ini, Bajul Ijo sukses untuk mengorbitkan pemain-pemain muda. Nama Marselino Ferdinan mungkin sudah dikenal sejak ia berseragam Timnas Indonesia U-16. Namun, apa pernah terdengar nama Koko Ari Araya dan Andhika Ramadhani sebelumnya? Ya, dua pemain ini adalah alumni Persebaya muda yang kini tengah mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2022.
Stok pemain muda yang berlimpah, membuat mereka memutuskan hengkang ke klub lain. Mereka memilih mlipir ke klub-klub Liga 3 Jawa Timur dan sekitarnya untuk mencari jam terbang. Sebut saja Gresik United yang memiliki Fajar Ali. Kiper alumni Persebaya junior yang turut serta membawa Kebo Giras promosi ke Liga 2 tahun depan.
Pemain Penting, tapi Pelatih juga
Kepergian pemain memang sesuatu yang tak bisa dilawan. Takdir tuhan dan dalam sepakbola, itu adalah hal yang teramat biasa. Lionel Messi yang dianggap legenda Barcelona saja, pindah ke Paris Saint-Germain.
Satu hal yang patut disyukuri adalah bertahannya seluruh komposisi pelatih. Mulai dari Aji Santoso yang berstatus pelatih kepala, hingga seluruh asisten pelatih. Persebaya menyebut lima asisten pelatih dengan sebutan The Core Five.
Aji Santoso dan kelima asisten pelatih memang klop. Benyamin van Breukelen bekerja sangat baik sebagai pelatih kiper. Ia memoles Andhika Ramadhani hingga mendapat panggilan Timnas.
Mustaqim, Bejo Sugiantoro, dan Uston Nawawi akan bekerja dan memberikan nasihat kepada seluruh pemain, sesuai dengan posisinya.
Baca juga: Bukan Pemain, Persebaya Amankan 5 Tenaga Kepelatihan
Lalu, yang tak kalah penting adalah sosok Muhammad Alimuddin, sang pelatih fisik. Ia mampu memaksimalkan seluruh tenaga pemain Persebaya hingga titik darah penghabisan.
Kelima orang ini beserta pelatih kepala, Aji Santoso adalah sang mastermind. Pelatih yang akan menentukan arah kebijakan transfer dan cara bermain tim. Persebaya menjadi satu-satunya yang menggunakan pelatih lokal dan mampu bertengger di posisi kelima. Selain karena pemain, keberhasilan itu juga karena pelatih.
Jadi, Bonek tak perlu risau. Kepergian pemain akan diiringi dengan kedatangan pemain baru. Selain itu, selama komposisi pelatih tak banyak berubah, maka ide cara bermain ala Persebaya yang sudah terjalin pada musim lalu, tak akan berubah.
Salam Satu Nyali! Wani!
Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru BRI Liga 1! Caranya Download dulu aplikasi Pengamat Sepak Bola di sini