Erick Thohir: Dari Inter Milan, Persib Bandung, Hingga Calon Menteri

Sumber Gambar : Serpents of Madonnina
Pada Senin, 21 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo memanggil beberapa nama untuk menjadi pembantu presiden atau Menteri. Nama-nama non partisan yang turut dipanggil adalah Nadiem Makarim, Wishnutama, dan Erick Thohir. Khusus untuk nama terakhir, ia adalah sosok yang sangat dekat dengan olahraga, khususnya sepak bola.
Kedekatannya dengan olahraga membuat namanya disebut-sebut akan menjadi suksesor Imam Nahrawi. Ia pemilik tim basket Satria Muda yang berkali-kali menjadi juara IBL, kompetisi basket tertinggi di Indonesia.
Satu hal yang mungkin menjegal Erick Thohir adalah ia tak memiliki kumis laiknya para penduhulunya. Mulai dari Adhyaksa Dault, Andi Malarangeng, Roy Suryo, dan yang terbaru, Imam Nahrawi adalah sosok-sosok yang menumbuhkan kumis. Jika Erick mau menumbuhkan kumis, mungkin tak ada lagi batu ganjalan yang membuat ia menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga.
Inter Milan dan Pengusaha Ulung
Meskipun dekat dengan dunia olahraga, status sebagai pengusaha tak bisa dihilangkan dari sosok Erick Thohir. Pemilik Mahaka Group ini memiliki gurita bisnis yang cukup disegani di Indonesia.
Baca juga: Manajer Persib Dukung Erick Thohir Maju Jadi Ketua Umum PSSI
Khusus lewat Mahaka Group, Erick Thohir dan tim menyelenggarakan Piala Presiden 2015. Turnamen yang digelar ketika sepak bola Indonesia dihukum oleh FIFA ini menjadi pemuas dahaga. Kompetisi resmi saat itu, QNB League 2014 berhenti di tengah jalan. Indonesia Super League (ISL) juga tidak berjalan.
Piala Presiden 2015 seakan menjadi pintu gerbang yang membuka deretan turnamen-turnamen lain. Sebut saja Piala Jenderal Sudirman, lalu ada Indonesie Soccer Championshi yang digagas oleh PT Gelora Trisula Semesta (2015).
Saat itu, Erick Thohir yang berposisi sebagai Steering Committee menyebut bahwa Piala Presiden 2015 murni untuk sepak bola. Ia tak memikirkan hal apa pun dan memastikan Piala Presiden 2015 netral dan tak memihak.
"Tujuan kami hanya satu, yakni menjalankan roda kompetisi yang sempat terhenti. Terlepas dari segala konflik yang ada, Piala Presiden netral,” ujar Erick.
2013 silam, Erick Thohir membeli saham Inter Milan dari keluarga Massimo Moratti. Ia menguasai saham mayoritas Inter Milan hingga 70 persen. Lima tahun berselang, Erick melepas sahamnya ke pengusaha Cina dengan memperoleh profit yang cukup banyak.
Kedekatannya dengan Presiden
Erick Thohir tak bisa mendapatkan posisi Menteri secara instan. Proses pendekatannya dengan Joko Widodo sebagai Presiden sudah terjalin sejak lama. Paling mudah dilihat ketika pada 2015 silam ia menyelenggarakan Piala Presiden 2015.
Baca juga: Nama Erick Thohir dan Krishna Murti Mencuat Jadi Ketua Umum PSSI
Secara logika, tak mungkin Thohir menyelenggaraka turnamen dengan nama Piala Presiden jika tak ada restu Presiden. Terlebih pada saat itu, PSSI dan Pemerintah sedang berkonflik.
Kita maju ke depan. Pada 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah, lantaran Vietnam mengundurkan diri, dua tahun sebelum turnamen akbar ini digelar.
Persiapan yang mepet tentu menjadi tantangan yang harus dihadapi. Dan di sinilah letak betapa pentingnya sosok Erick Thohir. Sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Erick bertugas untuk mengejar segala ketertinggalan. Alhasil, Asian Games 2018 berjalan dengan sukses. Kesalahan kecil masih ada, tetapi tak cukup untuk menyebut Asian Games 2018 gagal.
Joko Widodo tentu tak memilih Menteri hanya berdasarkan kedekatannya dengan salah satu orang. Jika calon Menteri dari Partai dipilih berdasarkan kongkalikong dengan Koalisi, maka Menteri dari Non Partisan dipilih berdasarkan track record.
Selangkah lagi, Erick Thohir mengisi pos sebagai Menteri. Lalu, pos apa yang cocok untuk Erick? Menpora? Atau BUMN? Kita tunggu saja, Mitra Olahraga.
Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini