Sebelum Bek Tengah, Yanto Basna Pernah Jadi Striker Andal

Bek Tengah klub Liga Thailand, PT Prachuap, Rudolof Yanto Basna bercerita mengenai perjalanan kariernya, sampai menjadi pemain profesional hingga berpetualang ke negeri Gajah Putih. Sejak kecil, pemain kelahiran Sorong, Papua, 25 tahun silam ini tidak direstui oleh orang tuanya, saat menekuni sepak bola.

“Di awal karier, dari awal orang tua tidak mendukung. Orang Papua ini utamakan sekolah dan lain-lain, bola nomor dua,” kata Yanta Basna dalam wawancara di channel Youtube BangBes.

“Orang tua sudah melihat karier, dan karier saya berkembang orang tua kasih pilihan. Kamu pilih sekolah atau main bola,” ujarnya menirukan orang tuanya.

 

Baca juga: Alih Profesi Jadi Selebritis, Syamsir Alam: Saya Lebih Bangga Jadi Pemain Bola

 

Akan tetapi, Yanto Basna bersikukuh tetap memilih untuk sepak bola. Orang tuanya pun akhirnya memberinya restu untuk mengembangkan karier di sepak bola, kendati demikian mewanti-wanti agar sekolahnya jangan sampai di tinggalkan.

“Kalau gitu kamu mau, main bola 60%, sekolah 40%. Tahun 2008-2009 mulai didukung,” tuturnya.

 

Baca juga: Tips Adaptasi di Luar Negeri Ala Yanto Basna: Pura-pura Gila

 

Mantan pemain Persib Bandung dan Mitra Kukar ini menimba ilmu di SSB Numesta. Satu SSB dengan Terens Puhiri, bek sayap Borneo FC. Akan tetapi, sejak di SSB hingga SMP, dia tidak menjadi bek tengah, seperti yang menjadi posisi permanennya saat ini.

Ketika masih SMP, Yanto mengaku pernah menjadi seorang striker. Dia ingin menjadi penyerang karena terinspirasi dengan sosok senior satu kampung, Boaz Solossa, yang juga berasal dari Sorong, Papua. Sosok Boaz di Papua menjadi inspirasi banyak anak Papua.

“Saat jadi striker, saya pernah top skor juga. Tapi semakin ke sini sini, turun ke bek,” kata pemain jebolan SAD Uruguay tersebut.

 

 

Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini

 

Berita Terkait