Tak Dapat Ampunan PSSI, Begini Nasib Pelaku Sepak Bola Gajah Sekarang

 

Masih ingat dengan kasus sepak bola gajah antara PSS Sleman kontra PSIS Semarang di Lapangan Akademi Angkatan Udara ( AAU) Sleman pada 26 Oktober 2014 silam? Insiden yang menghebohkan dunia tersebut masih menyisakan kekecewaan dan luka bagi lima pemainnya yang dijatuhi sanksi seumur hidup.

Di laga tersebut pertandingan berakhir dengan skor  3-2 untuk kemenangan PSS, semuanya dari gol bunuh diri. Akibat kejadian tersebut, karier lima  pesepak bola berakhir.

Mereka dihukum Komite Disiplin (Komdis) PSSI larangan bertanding seumur hidup, karena menjadi pelaku gol bunuh diri. Kedua tim diketahui sama-sama tidak ingin menang karena menghindari pertemuan dengan Borneo FC di babak semifinal.

 

 Baca juga : Kepada Media Serbia, Pelatih PSIS Beri Tips Agar Timnas Indonesia Digdaya

 

Sejak awal musim, rumor yang beredar di musim 2014 yang menjadi juara Divisi Utama adalah Pusamania Borneo FC. Dan benar saja. Borneo akhirnya berhasil promosi ke Indonesia Super League (ISL) 2015 setelah menjuara Divisi Utama, mengalahkan Persiwa Wamena 2-1 di Stadion Delta, Sidoarjo, pada 27 November 2014.

Akibat disanksi Komdis PSSI, lima pemain tidak lagi bisa mengikuti kompetisi resmi di bawah naungan PSSI. Di antaranya tiga dari PSIS yakni Fadli Manan, Catur Adi Nugroho (penjaga gawang) dan Khomaedi. Sementara, dua pemain PSS yang mendapat sanksi seumur hidup adalah Agus Setiawan dan Hermawan Putra Jati. Kelimanya terlibat dalam gol bunuh diri.

Sebenarnya tidak hanya ketiga pemain tersebut yang disanksi, tapi ada belasan pemain, termasuk juga pelatih kepala PSIS Eko Riyadi, bersama asistennya, sampai ke pembantu umum, mbah Yatno. Hukuman Komdis juga diberikan kepada Pelatih PSS Hery Kiswanto, beserta asisten pelatih dan jajaran manajemen.

Hari berganti, waktu terus berlalu. Dalam perkembangannya, sebagian besar pemain PSIS mendapatkan pengampunan, termasuk Pelatih Eko Riyadi bersama asistennya pada Januari 2017. Setelah mendapatkan pengampunan, pemain pun sudah bisa kembali bermain di klub. Di antaranya Saptono, eks tandem Hari Nur Yulianto ini sempat memperkuat Persibangga Purbalingga.

 

 Baca juga : Pulang Lebih Awal, Haudi Abdillah Senang Bisa Berlebaran di Rumah

 

Sayangnya, Fadli Manan, Catur Adi Nugroho alias Black, dan Khomaedi, luput dari pengampunan Ketua Umum PSSI. Fadli Manan, hanya bisa bermain tarkam dan bekerja seadanya di Makassar untuk menyambung hidup. Sementara, Catur Adi Nugroho, kabar terakhir banting stir menjadi staf di Terminal Bawen. Sedangkan Khomaedi, tetap berdinas di TNI.

Salah satu terhukum Komdis, Fadli Manan saat dihubungi mengaku terpaksa bekerja serabutan untuk menutup kebutuhan hidup. Pasalnya dia sudah tidak lagi mencari nafkah lewat sepak bola karena masih menyandang status menjalani hukuman seumur hidup, akibat skandal sepak bola gajah. Wabah Corona ini juga membuatnya sulit mencari pekerjaan.

“Saya ikut teman kalau ada orderan bantuin angkat barang. Kalau ada yang mau pindah kos, atau ada barang yang mau dipindahkan,” kata Fadli, Rabu (29/4/2020).

“Tentu saya berharap bisa mendapat pengampunan, karena ini bukan salah saya. Jangan hanya saya yang dituduh-tuduh,” ujarnya, menambahkan.

Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini

Berita Terkait