Didirikan pada tahun 1932, PSIS Semarang merupakan salah satu klub tertua di Indonesia. Namun demikian, belum banyak prestasi yang telah diraih oleh klub yang bermarkas di Stadion Jatidiri tersebut. Di era Perserikatan, hanya satu gelar juara yang mampu mereka dapatkan pada tahun 1987. Selang 12 tahun kemuadian, mereka akhirnya berhasil menambah koleksi trofi setelah keluar sebagai juara Liga Indonesia 1999 dengan mengalahkan Persebaya 1-0 di final. Ironisnya, alih-alih mempertahankan gelar, Laskar Mahesa Jenar malahan harus terdegradasi di musim 1999/2000. Beruntung hanya semusim mereka habiskan di Divisi I sebelum kembali ke kasta teratas sepak bola Indonesia. Setelah beberapa musim di papan tengah, PSIS kembali melonjak ke papan atas di musim 2005 dan 2006, dengan meraih posisi ketiga dan runner-up Liga Indonesia. Lagi-lagi, PSIS gagal meneruskan tren positif tersebut sampai akhirnya terdegradasi pada tahun 2009. Tidak hanya itu, pada tahun 2014, PSIS yang tengah bersaing meraih tiket promosi terlibat dalam skandal "sepak bola gajah" dengan PSS Sleman, mengakibatkan mereka harus didiskualifikasi dari kompetisi Divisi Utama. Musim ini menandakan kembalinya PSIS ke kasta teratas sepak bola Indonesia, namun persiapan mereka bisa dibilang tidak optimal, apalagi setelah memecat pelatih yang membawa mereka promosi ke Liga 1, Subangkit, sepekan sebelum kompetisi dimulai.