Celoteh Bung Tara Eps 8: Selamat Ulang Tahun Boaz Solossa, Terima Kasih Sudah Jebol Gawang Uruguay

Mereka menyebutnya anak ajaib. Ada juga yang menyebutnya striker haus gol. Tapi bagi saya, Boaz Solossa merupakan alasan membuat saya mencintai sepak bola Indonesia.
Sepak bola memang sudah menjadi seperti kebutuhan bagi saya. Sejak kecil, saya sangat menggemari bermain sepak bola bersama teman-teman. Hanya sekadar menendang bola plastik bersama teman-teman saja senangnya sudah setengah mati.
Tapi ada satu kegiatan lain yang sangat saya tunggu-tunggu, selain bermain sepak bola. Itu adalah menonton sepak bola, khususnya Liga Indonesia. Saya lahir di Jakarta, tapi saya sangat menunggu setiap kali Persipura bermain.
Baca juga: Boaz Cetak Gol Lagi, Persipura Raih Kemenangan Kedua Beruntun
Bukan karena mereka sering juara kala itu, tapi karena keberadaan sosok Boaz Solossa. Saya bahkan bisa langsung pulang ke rumah usai sekolah dengan tidak mengindahkan ajakan main kawan demi menonton Boaz bermain.
2005 jadi tahun dimana Boaz muncul ke permukaan. Saat itu usia saya baru menginjak 14 tahun. Saya takjub dengan permainan anak muda yang satu ini dengan kecepatan dan kemampuan kaki kirinya. Bagi saya saat itu sempat berpikir bahwa masa depan lini serang Garuda bakal cerah karena keberadaan Boaz.
Akan tetapi memori debut Boaz di lapangan kala itu sudah sangat buram di otak saya. Beda halnya dengan memori ketajaman Boaz saat di Liga Indonesia 2008/2009.
Saya sangat ingat ketika Boaz Solossa jadi salah satu trisula maut di Persipura bersama Ernest Jeremiah dan Beto Goncalves. Trio itu menjadi salah satu yang menakutkan di Indonesia saat itu.
Total 67 gol dilesakkan Boaz-Beto-Ernest. Dimana 28 gol dicetak hanya Boaz Solossa. Ini titik dimana saya jatuh cinta dengan sepak bola Indonesia dan Boaz Solossa.