Cuci Gudang, Apa yang Terjadi dengan Persebaya Surabaya?

Sumber Gambar : dok. Persebaya
Apa yang Terjadi dengan Persebaya?
Berbagai alasan menyeruak ke publik terkait alasan Persebaya melepas pemain-pemainnya. Salah satu yang paling santer terdengar adalah kondisi keuangan.
Alasan yang logis, karena logika tidak akan jalan tanpa logistik. Artinya, uang memiliki peran yang sangat penting di semua lini kehidupan. Uang memang tak bisa membeli kebahagiaan, namun uang bisa digunakan untuk membeli beras. Atau minyak goreng yang semakin langka. Atau Pertamax yang harganya semakin mencekik leher.
Namun, kondisi keuangan tak akan bisa tercium jelas, kecuali orang yang berada di dalam lingkaran. Orang yang berada di luar hanya menebak-nebak. Separah apa kondisi keuangan Persebaya? Entah.
Tetapi, jika alasannya adalah kondisi keuangan yang sedang buruk, itu masuk akal.
Seluruh tim dihantam pandemi. Kompetisi berjalan tanpa suporter. Lebih buruk bagi Persebaya, karena salah satu pemasukan terbesar Bajul Ijo adalah dari uang tiket.
Baca juga: Arema FC Datangkan 4 Pemain Lokal, Salah Satunya Bintang Timnas Indonesia
Selain soal uang, kok saya lebih tertarik dengan alasan yang lain. Yakni soal ketersediaan pemain lokal Bajul Ijo yang cukup banyak.
Bukan sebuah rahasia lagi, bahwa Persebaya memiliki kompetisi internal yang berjalan sejak lama. Banyak nama-nama besar yang jika ditulis semuanya, mungkin Tugu Pahlawan penuh dengan coretan nama pemain dan pelatih.
Pemain pergi artinya ada yang masuk. Pemain yang pergi akan digantikan pemain baru. Pemain baru bisa mengambil dari klub lain atau mempromosikan dari tim junior.
Sejauh ini, Bajul Ijo sukses untuk mengorbitkan pemain-pemain muda. Nama Marselino Ferdinan mungkin sudah dikenal sejak ia berseragam Timnas Indonesia U-16. Namun, apa pernah terdengar nama Koko Ari Araya dan Andhika Ramadhani sebelumnya? Ya, dua pemain ini adalah alumni Persebaya muda yang kini tengah mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2022.
Stok pemain muda yang berlimpah, membuat mereka memutuskan hengkang ke klub lain. Mereka memilih mlipir ke klub-klub Liga 3 Jawa Timur dan sekitarnya untuk mencari jam terbang. Sebut saja Gresik United yang memiliki Fajar Ali. Kiper alumni Persebaya junior yang turut serta membawa Kebo Giras promosi ke Liga 2 tahun depan.