Tak Terkalahkan, Inilah 3 Resep Persiraja Berada di Atas Bhayangkara FC dan Arema FC

Sumber Gambar : Bola Nusantara
Bhayangkara FC digadang-gadang menjadi calon juara Liga 1 2020. The Guardian mendatangkan banyak pemain bintang. Sebut saja Andik Vermansah, Saddil Ramdani, Achmad Jufriyanto, serta Ezechiel N’Douassel.
Sayangnya, prediksi banyak orang tak berjalan mulus. Kita semua lupa bahwa sepak bola dimainkan di atas lapangan, bukan di atas kertas dengan hitungan matematika.
Bhayangkara FC menjadi satu dari sekian klub di Liga 1 2020 yang belum pernah mencicipi tiga poin. Selama tiga pertandingan awal Liga 1 2020, Awan Setho dan kolega hanya mengoleksi tiga poin, hasil dari tiga kali imbang.
Baca juga: Antisipasi Corona, Pemain Barito Putera Lakukan Tes Kesehatan
Setali tiga uang dengan Bhayangkara FC, Arema FC juga tampil buruk. Sempat menggebrak pada pekan pertama dengan mengalahkan PS Tira-Persikabo, Arema FC tampil buruk di dua laga selanjutnya.
Tiga poin diraih dari tiga pertandingan. Jika Bhayangkara FC tercecer di peringkat ke-11, maka Arema FC berada satu strip di bawahnya.
Jika ada klub yang flop, maka ada klub yang top. Jadi, klub yang top itu adalah Persiraja Banda Aceh.
Persiraja, Klub Promosi yang Enggan Numpang Lewat
Persiraja Banda Aceh promosi ke Liga 1 2020 dengan status peringkat ketiga. Mereka tak diunggulkan pada pertandingan peringkat ketiga, eh ndilalah mereka malah mengalahkan Sriwijaya FC.
Dibandingkan dua klub promosi lain, dari komposisi pemain Persiraja jelas tertinggal. Persiraja tak banyak mendatangkan pemain lokal dengan status bintang. Bandingkan dengan Persita Tangerang yang mendatangkan Samsul Arif dan Hamka Hamzah atau Persik Kediri yang kedatangan Paulo Sitanggang dan Ante Bakmaz yang berpengalaman di Liga 1.
Baca juga: 5 Pelatih Kondang Dunia Beri Taktik Tekel Corona
Status underdog itu dimanfaatkan dengan baik. Mereka menjadi satu-satunya klub promosi yang menang di Liga 1 2020. Alhasil, anak asuh Hendri Susilo ini bertengger di peringkat ke-7.
Lebih mengesankan lagi, Laskar Rencong menjadi satu-satunya klub di Liga 1 2020 yang belum pernah kemasukan gol. Padahal, di dua pekan awal Liga 1 2020, mereka bertemu Bhayangkara FC dan Madura United yang memiliki juru gedor papan atas.
Lalu, mengapa Persiraja Banda Aceh bisa tampil superior di tiga laga awal Liga 1 2020? Bola Nusantara merangkumnya untuk kalian
Soliditas Tim Terjaga
Ketika mewawancarai salah satu pemain Persiraja, Aliyah Alfuad, saya bertanya, apa senjata mereka untuk Liga 1 2020 kali ini? Jawabanya cukup mengagetkan: soliditas tim.
Alfuad menyebutkan bahwa mayoritas pemain mereka telah bersama sejak setahun lebih. Mereka pun tak banyak melakukan pertukaran pemain. Mayoritas pemain dipertahankan dan mereka hanya menambah pemain untuk menutup kebocoran.
Baca juga: Usai Diliburkan, Skuat PSS Sleman Bakal Jalani Tes Virus Corona
Soliditas ini penting bagi sebuah tim. Barcelona yang sempat menjadi penguasa Eropa selama beberapa tahun, dibangun dari fondasi bernama La Masia. Fondasi ini dibangun dalam waktu yang tak singkat.
Lalu, ketika La Masia tak lagi menghasilkan pemain berkualitas, alhasil Barcelona lebih sering mendatangkan pemain baru dengan harga yang mahal. Dan bisa kita saksikan bahwa Barcelona yang sekarang bukanlah Barcelona yang dulu. Roh Barcelona dan La Masia menghilang ditelan kegelapan.
Passion dan Kecintaan terhadap Sepak Bola
Saya diskusi dengan salah satu jurnalis asal Aceh, Ichsan. Ia mengutarakan bahwa sepak bola Aceh dibangun dari semangat dan militansi. Bagi saya, itu tak aneh. Kita lihat sendiri betapa gigihnya GAM selama ini. Militansi.
Militansi orang Aceh dipadu dengan passion dan rasa cinta terhadap sepak bola. Tiga elemen ini yang membangun sepak bola Aceh.
Baca juga: Corona Mewabah, Luis Milla Beri Pesan Jangan Keluar Rumah!
Aceh sudah cukup lama tak bertarung di kasta teratas Liga Indonesia. Ketika mereka telah kembali ke kasta teratas, mereka akan berjuang laiknya tak ada lagi hari esok, berjuang laiknya manusia terakhir yang sedang berada di bumi.
Pemain Persiraja pasti memahami bahwa komposisi skuat mereka tak begitu mentereng. Alhasil, jika mereka berdiam diri dan tak bermain dengan cinta, maka mereka akan tergilas oleh kemalasan. Boom! Tiga pertandingan tak terkalahkan dan tak kemasukan.
Nahkoda yang Mumpuni
Jika dua alasan di atas tak berkaitan langsung dengan sepak bola, maka alasan ketiga berkaitan langsung dengan urusan teknis. Yes! Taktik.
Sebagus dan semahal apa pun timmu, kalau pelatih tak kompeten ya percuma. Hal itu berlaku juga jika komposisi pemain biasa saja, tetapi pelatihnya cerdik, jadi ya bisa berprestasi. Hallo, Leicester City.
Baca juga: Alasan Teco Pilih Latihan Tertutup di Tengah Ancaman Virus Corona
Di titik ini Hendri Susilo berdiri tegak. Saya mafhum betul bahwa tak mudah melatih klub promosi sekelas Persiraja. Tekanan dari suporter jelas besar: tak mau degradasi, tapi ia juga tak bisa terlalu bersemangat karena komposisi pemain tak mumpuni untuk dibawa terbang jauh menembus angkasa.
Oleh karena itu, yang bisa dilakukan adalah memoles mobil lawas agar tampak laiknya mobil balap Formula E yang dibatalkan karena Corona. Dan sejauh ini, Coach Hendri berhasil dengan membawa mereka bercokol di peringkat ketujuh.
Lalu, sampai kapan Laskar Rencong bisa bertahan? Pertanyaan yang hanya bisa dijawab okeh tiga elemen: suporter, pemain, dan pelatih.
Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini