Tertinggal Jauh dari Bali United, Apa yang Terjadi dengan PS Tira-Persikabo?

PS Tira-Persikabo memulai kompetisi Liga 1 2019 dengan sempurna. Menang delapan pertandingan dan lima kali hasil imbang dalam tiga belas pertandingan awal Liga 1 2019. Catatan tersebut menjadi yang terbaik dalam gelaran Liga 1.

Tim-tim dengan nama besar mereka tumbangkan. Laskar Pajajaran mampu menumbangkan klub-klub dengan nama besar, sebut saja Persipura Jayapura, Persija Jakarta, dan jawara Piala Presiden 2019, Arema FC.

Bermaterikan pemain-pemain muda, PS Tira-Persikabo digadang-gadang menjadi calon kuat juara Liga 1 2019. Bersama dengan Madura United, Arema FC dan Bali United, PS Tira-Persikabo bergerak di papan atas meninggalkan klub-klub lain.

Sayangnya, harapan tinggal menjadi harapan yang tampaknya belum terwujud. PS Tira-Persikabo justru tampil mlempem setelah mencatatkan tiga belas pertandingan tak terkalahkan.

 

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Bermunculan Usai Bali United Tumbangkan Kalteng Putra

 

Adalah Bali United, klub pemuncak klasemen yang menghentikan penampilan impresif PS Tira-Persikabo. Setelah takluk dari Serdadu Tridatu, Laskar Pajajaran hanya mampu meraih satu kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah Laskar Pajajaran kehabisan bensin?

PS Tira yang Lupa Cara untuk Bangkit

PS Tira-Persikabo mampu tampil konsisten pada awal musim. Tak terkalahkan sepanjang tiga belas pertandingan awal. Sialnya, setelahnya penampilan mereka menukik.

PS Tira-Persikabo tak mampu tampil konsisten setidaknya sampai pertengahan musim. Mereka mungkin memang bisa merangsek ke papan atas dengan skuat yang masih muda, namun untuk menjadi juara, konsistensi itu penting dan mereka tak memiliki itu.

 

Baca juga: Fakta Unik PS Tira-Persikabo vs Bali United: PS Tira-Persikabo Akhirnya Kalah!

 

Berbeda dengan PS Tira-Persikabo, Bali United justru merasakan kekalahan pada pertandingan ketujuh dan delapan. Dua kali beruntun. Kekalahan yang sempat membuat nama Bali United disingkirkan dalam peta persaingan menuju takhta Liga 1.

Tetapi, Bali United bukanlah klub yang mudah ditaklukkan. Dengan skuat yang penuh pengalaman, Bali United mampu bangkit dari dua kekalahan beruntun di kandang lawan. Setelahnya, mereka tak sekalipun merasakan kekalahan dalam delapan pertandingan beruntun. Hebatnya lagi, delapan pertandingan itu mereka menangkan. Semuanya. Luar biasa.

Tim yang hebat bukanlah tim yang tak pernah merasakan kekalahan, melainkan tim yang mampu segera bangkit setelah merasakan getirnya kekalahan. Sayangnya, PS Tira-Persikabo tak memiliki itu.

Masalah Mental, Skuat yang Masih Muda dan Minimalis

Urusan lupa cara untuk bangkit, tak bisa dilepaskan dari soal mental dan komposisi pemain. Dua hal ini menjadi penyebab Bali United masih bertahan di puncak klasemen. Sendirian. Kedinginan.

 

Baca juga: Belum Nyetel di PSIS, Bambang Nurdiansyah Nilai Fisik Jonathan Belum Maksimal

 

Jika dilihat dari komposisi pemain, mayoritas pemain Laskar Pajajaran adalah pemain muda. Meskipun beberapa pemain senior menghiasi skuat mereka, namun tetap saja mayoritasnya adalah pemain muda, sebut saja Andy Setyo, Roni Sugeng, dan Rifad Marasabessy. Tiga pemain ini adalah pemain kunci dalam permainan PS Tira-Persikabo.

Bali United memang memiliki pemain berusia belia, misalnya saja Ricky Fajrin, tapi Stefano Cugurra tak menempatkan pemain muda mereka untuk mengisi pos-pos penting. Pengecualian untuk Fajrin yang telah malang melintang di sepak bola Indonesia.

Ketepatan memilih pemain untuk mengisi pos-pos penting dalam tim adalah sebuah sebuah kewajiban. Untuk itulah mengapa banyak klub yang menggunakan pemain asing untuk posisi penyerang dan bek tengah, karena pelatih mafhum, pos-pos tersebut harus diisi oleh pemain yang berpengalaman.

 

Baca juga: Layangkan Tekel Horor, Boaz Solossa Minta Maaf

 

Selain itu, para pemain senior juga bertugas untuk menjaga mental bertanding. PS Tira-Persikabo sempat takluk dengan skor telak, 6-1, saat melawan Persela Lamongan. Kekalahan itu ibarat sebuah pintu yang membawa anak asuh Rahmad Darmawan ke dalam hutan belantara dan sayangnya mereka tersesat di sana dan tak tahu jalan untuk pulang.

Keberadaan pemain senior penting untuk membangkitkan mental bertanding. Dan PS Tira-Persikabo tak memiliki itu.

Selain perihal minimnya pemain senior, masalah lain adalah kedalaman skuat. Absennya Manahati Lestusen di lini tengah membuat lini tengah PS Tira-Persikabo bocor. Hal ini tak tampak saat Bali United kehilangan pemain.

 

Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini

Berita Terkait