“Aspek kebutuhan tim harus diperhatikan semua. Tim-tim manapun di  usia U-20 kekuatannya seimbang. Karena pengalaman di Italia, sudah ada referensi, berapa banyak tim World Cup U-20 juaranya, negara yang tidak pernah didengar,” ujarnya.

“Ini harusnya kita belajar dari situ. Yang U-20, Mali ya (juaranya), artinya, kita belajar dari pengalaman penyelenggaran U-20, banyak yang jadi juara dari negara-negara  yang tidak memiliki prestasi hebat di tim senior,” katanya lagi.

 Baca juga : Enak Mana, Menjadi Direktur Teknik Atau Pelatih, Versi Indra Sjafri

Tidak kalah penting, Indonesia harus percaya kepada pemain asli Indonesia dengan tidak menggantungkan nasib sepak bola kepada pemain-pemain naturalisasi. Artinya, naturaslisasi bukannya  tidak boleh, tapi tidak harus menjadi prioritas.

“Masih punya banyak waktu, untuk mempersiapkan tim piala dunia U-20 dengan cukup baik. Idealnya kita harus menjadi tuan rumah yang baik, dan hasil prestasi yang baik,” ucapnya.

“Tapi kalaupun misalnya secara prestasi belum bisa tampil sesuai harapan, paling  tidak kita bisa menjadi tuan rumah yang baik. Saya berharap kita bisa sukses dua-duanya, suskes prestasi dan sukses sebagai tuan rumahkata,” kata Fakhri lagi .

Note: Ayo Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah keren dengan hanya memainkan Game Seru Bola Nusantara! Caranya Download dulu aplikasinya di sini